Pembubaran acara sosialisasi kesehatan gratis anggota DPR Komisi IX kepada keluarga eks PKI yang dilakukan oleh ormas Islam menimbulkan sebuah pertanyaan, apakah pihak berwenang dalam hal ini Polisi berani untuk menindak tegas tindakan premanisme tersebut.
Oknum dari ormas Islam yang melakukan pembubaran acara yang diselenggarakan oleh anggota Komisi IX DPR tersebut didasari oleh pandangan negatif terhadap anggota keluarga eks PKI. Sayangnya polisi yang ada ditempat kejadian tidak berbuat apapun untuk menghalangi pembubaran oleh ormas Islam tersebut. Eva Kusuma Sundari dari Kaukus Pancasila mempertanyakan mengapa polisi tidak memiliki nyali untuk menindak tindakan kriminal tersebut.
"Kami mempersoalkan tindakan yang sudah memenuhi bukti formal dan material, tetapi tidak ditindaklanjuti. Kami ingin mendorong polisi agar muncul nyalinya untuk menindak aksi kriminal seperti itu," demikian ungkap Eva seperti dirilis oleh Kompas, Selasa (29/6).
Menurut Eva, mereka yang membidani lahirnya Front Pembela Islam harus bertanggung jawab. Lembaga yang ditunjuk atas hal ini adalah TNI dan Polri. Saat ini kedua institusi tersebut seperti lepas tanggung jawab dan tidak bisa menertipkan aksi FPI sehingga ormas tersebut jadi monster, demikian ungkap Eva yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan tersebut.
Wakil Ketua DPR RI, Pramono Anung menyatakan bahwa apa yang dilakakukan FPI tersebut sudah semena-mena. Menurutnya tidak ada lembaga yang bisa membubarkan kegiatan apapun, atas nama apapun, kecuali oleh aparat yang berwenang.
Promono pun menyesalkan tindakan FPI yang membubarkan acara yang di hadiri oleh anggota DPR RI Ribka Tjiptaning dan Rieke Dyah Pitaloka tersebut. Tindakan tersebut menurutnya perupakan pelanggaran HAM dan mendukung tindakan Ribka dan Rieke untuk menindaklanjuti hal ini ke Polri dan Komnas HAM.
Tindakan anarkis FPI ini bukanlah pertama kalinya. Seringkali ormas ini melakukan swepping, pembubaran dan tindakan anarkis, namun sepertinya polisi tidak berbuat apapun untuk menindaknya. Ini saatnya tindakan tegas dilakukan, dan jangan biarkan budaya premanisme berlanjut di negeri ini.
Sumber : Kompas.com